Patung Pembebasan Irian Barat
Patung Pembebasan Irian Barat lapangan Banteng
(foto: ©2008 arie saksono)
Patung
yang berada di tengah-tengah lapangan Banteng ini dibuat pada tahun
1962, pada waktu bangsa Indonesia sedang berjuang untuk membebaskan
wilayah Irian Barat (Irian Jaya, kemudian sekarang menjadi Papua).
Ide
pembuatan patung berasal dari Bung Karno, kemudian “diterjemahkan” oleh
Henk Ngantung dalam bentuk sketsa. Ide tersebut tercetus dari pidato
Bung Karno di Yogyakarta. Pidato Bung Karno telah menggerakkan massa
untuk bertekad membebaskan saudara-saudaranya di Irian Barat dari
belenggu penjajahan Belanda.
Patung ini menggambarkan seorang yang telah berhasil membebaskan belenggu (maksudnya adalah penjajahan Belanda).
Data Patung Pembebasan Irian Barat
Patung terbuat dari perunggu dengan berat kurang lebih 8 ton
Tinggi patung dari kaki sampai kepala 9 meter, tinggi keseluruhan sampai ujung tangan kurang lebih 11 meter
Tinggi kaki patung (voetstuk) 20 meter terhitung dari jembatan, sedangkan dari landasan bawah 25 meter
Pelaksana PN Hutama Karya dengan arsitek Silaban
Pelaksana pematung: Team pematung Keluarga Arca Yogyakarta
Lama pembuatan kurang lebih 1 tahun
Diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Bung Karno
Simbol kebebasan dari belenggu–penjajah (foto: ©2008 arie saksono)
Patung
ini ditempatkan di Lapangan Banteng, karena lokasi ini strategis dan
luas, memenuhi persyaratan untuk penempatan patung setinggi ini.
Lapangan Banteng pada waktu itu
merupakan pintu gerbang bagi tamu-tamu yang datang dari lapangan
terbang Kemayoran. Sehingga penempatan Patung Pembebasan Irian Barat
akan menimbulkan kesan estetis dan historis bagi ibukota Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar